Alimmustofa.com – Jalan
bebatuan pengantar jejak kaki menelusuri rute menuju Jendela Langit di Prigen
Pasuruan, membawa setiap travelover akbrab dengan setiap tanjakan berbatu
dengan pemandangan huta pinus dan sesekali bersua dengan warung ditepian hutan.
Hari itu adalah hari selasa 3
maret 2020, tepatnya pukul 14.00 wib, terlintas pikirku untuk ngopi di warung “
Kopi Kita Arjuna”. Nama ini aku peroleh
saat searchinh di google saat waktu longgar di Hotel Baobab Prigen
Kabupaten Pasuruan. Tak pernah terbayang jika untuk menuju kesana begitu berat
ketika memasuki 2 km menuju lokasi.
Terpikir pertama warung Kopi
Kita Arjuna terletak dipinggiran
desa yang mudah diakses oleh kendaraan. Maka tanpa piker Panjang aku meluncur
kesama dengan Avanza ditemai seorang kawan, berbekal aplikasi google maps
ketelusuri jalanan pedesaan Jatiarjo,
Kec. Prigen dengan kabut dan hawa dingin dimusim hujan ini.
Dua
puluh menit berselang sesaat setelah meneinggalkan hotel milik taman safari,
aku memasuki jalanan berbatu/ makadam dengan beberapa tanjakan yang cukup
ekstrim dalam kondisi gerimis. Melihat lebar jalan , rasanya hanya cukup untuk
semobil saja, jadi jika berpapasan perlu cari badan jalan yang agak lebar dan
aman, agar bisa berpapasan. Disarankan jika belum benar benar terampil
mengemudi roda empat sebaiknya jangan coba melintasi rute ini, kecuali memang
udah terbiasa atau terampil, sangat nyaman jika menuju rute ini menggunakan
motor non matic atau trail.
Tak
terasa sepuluh menit berlalu menelusuri jalan bebatuan, sampailah di pintu
masuk, disambut area parkir yang tidak terlalu luas, rasanya hanya cukup untuk
10 kendaraan roda empat. Sebuah pintu pagar terbuat dari kayu tertulis
pintu masuk, disamping kanan terdapat
tulisan Jendela Langit yang menandakan
bahwa kita telah tiba diarea petualangan alam.
Aku
sempat berfikir, dimana ya.. jendelanya kok dinamai jendelangit, rasa penasaran
ini membuat langkah kaki ini berpacu menelusuri jalan bebatuan menuju beberapa
bangunan warung dan spot foto yanh tampak dikejauhan diujung menuju tebing
bukit.
Tampak
sepi terlihat saat itu, hanya beberapa orang Nampak asik merawat tanaman
diareal wisata alam ini. Dua bangunan utama yang berfungsi sebagai warung siap
menyambut travelover sebagai pengantar penjelajahan wisata dikaki gunung
Arjuna ini.
“
Mas, warung kopi Kita Arjuna disini ya ? tanyaku pada seorang pemuda yang sibuk
menanam pucuk abang.
Oh
ya mas, monggo duduk disebelah sana, sambil menunjuk ke warung kopi dipinggiran
bukit, pemuda ini kemudian memanggil seorang ibu pemilik warung.
Bangunan
warung dari kayu hutan ini tampak sederhana, kopi, teh, mie rebus menjadi menu
utama yang siap menemani travelover menikmati pemandangan. Disebelah warung ada
area spot foro berbentuk perahu berlatar belakang lembah, sementara disisi
kananya berdiri spot foto berbentuk tower dengan ujung jendela, jangan naik ke
tower ini jika punya punbia ketinggian atau tubuh tidak fit.
“
bu, saya pesan kopi Arjuna masih ada,” ? sambil duduk dikursi dari potongan
pohon aku memesan dua cangkir kopi asli produksi penduduk desa ini.
“
iya mas, jawaban singkat pemilik warung yang kira kira berumur 45 tahunan,
sesaat pemilik warung menyiapkan kopi pesananku.
Sambil
menunggu kopi pesenanku, aku berjalan kesamping warung menuju salah satu spot
foto. Rasanya tidak afdol jika kesini aku enggak naik ke tower untuk
berswafoto, ku tapaki setiap tangga tower dengan ketinggian kurang lebih 8
meter, sesaat kemudian ku injakkan kaki kelantai ukuran 125 cm persegi. Harus
ekstra hati – hati jika kita mau berswa foto, meski dikelilingi pagar, kita
tetap waspada, jangan sampai kita lalai kemudian jatuh.
Beberapa
foto ku ambil, back ground jendela dan latar belakang kabut yang cukup pekat,
saat turun aku minta seorang teman untuk mengambil foto dari bawah. Heeem asyik
juga ternyata berada diketinggian pinggiran tebing. Tidak sampai lima menit, aku turun, sambil
berjalan kuamati hasil jepretanku diatas tadi, beberapa foto kelihatan agak
buran, maklum camera HP udah agak jadul.
Sesampai
di warung, dua cangkir kopi yang dituang di cangkir dari batok kelapa
tersaji di meja, aroma sedap khas kopi arabica
membiusku. Gimana tidak, meski aku
bukan pengopi, tetapi aroma khas arabica ini seolah melupakan aku jika rasa
letih menuju lokasi hilang terbayarkan dengan secangkir kopi.
kepulan
asap dua cangkir kopi ini membawaku terus berimajinasi dalam khalayan kopi,
bagaimana kopi ini dipriduksi, dimana diproduksi, siapa yang memproduksi ?
aku
seruput dalam – dalam ujung cangkir kopi untuk menghangatkan tubuh dari terpaan
hawa dingin pengunungan, rasa manis agak sedikit pahit dan asam menelusuri lidah dan tenggorokan.
Sejenak aku coba mencari ke khasan rasa kopi arjuan ini, membandingkan dengan
kopi arabica lokal lainnya.
Suasana
akbrab di warung kopi, aku manfaatkan untuk membuka obrolan dengan pemilik
warung, sambil sedikit berbasa-basi aku coba menggali informasi tentang
pengelolaan wisata Jendela Langit ini.
Jendela
langit dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), sebuah lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat desa yang berada didalam atau disekitar hutan untuk
mengatur dan memenuhi kebutuhannya melalui interaksi terhadap hutan dalam
konteks sosial, ekonomi, politik dan budaya. LMDH bekerjasama dengan
Perhutani Jawa Timur dengan perjanjian kontrak tertentu.
Obrolan semakin seru ketika
beberapa pertanyaan aku sampaikan terkait dengan “Kopi Kita Arjuna” dengan cita
rasa khas prigen. Padahal menurut pak Dayat pemiik kopi kita Arjuna, kopi yang
disajikan ini adalah kopi dengan kualifiakasi nomor dua, sebab yang kualitas
pertama hanya untuk diekspor.
Wow yang kualitas nomr dua aja
udah begitu nikmat, lalu bagaimana yang kualitas nomor satu?
Pak Dayat dengan sabar
menjelaskan beberapa pertanyaanku, kapan panen raya, bagaimana pengelolaannya,
berapa harganya dan masih banyak lagi.*(A-Liem Tan)
Editor : Alim Mustofa
Catatan :
-
Tiket masuk masuk belum terkonfirmasi,
-
Parkir mobil Rp.10.000,-,
- Mobil Pengunjung sampai direst area, menuju lokasi menggunakan ojek atau sewa mobil double gardan. Ongkos ojek Ro.50.000,- & Mobil antara 250.000,- s/d 350.000,-
- Alamat Tegal Kidul, Jatiarjo, Kec. Prigen, Pasuruan, Jawa Timur
-
Fasilitas :
warung, spot foto, toilet dan camping ground menuju puncak gunung Arjuna.