Alimmustofa.com - Suatu hari aku ketemu seorang teman
sebut saja Gino (bukan nama sebenarnya) berasal dari salah satu kabupaten di
Jawa Timur, dalam sebuah momen rapat koordinasi. Disela-sela waktu istirahat,kami
menyempatkan ngopi disalah satu warung kopi, ya obrolan seputar isu-isu nasional
terkini tentang politik,pemilu, sampai pada isu pemberdayaan dan peluang usaha.
Dimana dalam menjalankan usaha
begitu kesulitan dalam membangun akses untuk proyek-proyek berbasis anggaran pemerintah.
Kecuali punya relasi politik dengan penguasa atau relasi birokrasi mungkin
punya kesempatan untuk menikmati proyek pemerintah,atau karena memiliki pengaruh
lain yang mungkin disegani.
Ada kalimat yang cukup membekas
dalam ingatan ku,ketika dia mengatakan:
“ negoro iki ora adil cak,
mosok kaet cilik aku dadi wong apik, sekolah,mondok, metu tekan pondok aku
muruk ngaji pirang-pirang taun, tapi ora pernah oleh proyek pengadaan tekan pemerinah.
Lha… kok anake teroris malang sering oleh proyek tekan pemerintah,padahal bapak
e nyoto-nyoto teroris, gawanane senjata,kelakuane berandalan, tapi kok proyek e malah kene’ de’e terus, Aku sing
dadi wong apik ora tau kumanan”. Bener yo cak ?
Sesaat aku terdiam,dalam hati membenarkan ucapannya, sambil terus
memahami apa yang terjadi memang demikian.
Editor : Alim Mustofa