Malang - Siang itu awan menutup Malang Raya, cuaca mendung relatif
menurunkan suhu udara Malang Raya yang beberapa hari ini diatas 31 derajat
celcius.
Kali ini tim alimmustofa.com. Menuju desa Taji kecamatan Jabung Malang atau sering disebut desa diatas awan karena memang terletak di ketinggian diatas 1200 mdpl. Kurang lebih 45 menit dari kota Malang , tim sampai di pertigaan arah coban Jahe desa Pandansari Lor Kecamatan Jabung, kalau lurus ke coban Jahe, sedangkan belok kanan ke rute desa Taji dan coban Siuk.
Dari pertigaan kurang lebih 6 km jarak yang harus ditempuh untuk mencapai desa Taji dengan jalur yang tidak terlalu lebar dan bertebing. Selama perjalanan kita akan disajikan pemandangan pegunungan menakjubkan, jurang dan tebing terus menemani selama perjalanan ke desa terakhir ini.
Harus ekstra hati hati ketika melewati jalur ini, apalagi jika belium terbiasa melalui jalur lereng pegunungan bromo yang cukup curam. Dengan kelokan yang tajam dan menanjak, diperlukan konsentrasi yang tinggi dalam mengemudikan roda 4. Sebab selama perjalanan akan sering berpapasan dengan motor atau mobil penduduk setempat atau wisatawan. Tak berapa lama sampailah di coban Siuk, tapi karena hujan, tim memutuskan langsung ke warung kopi di desa Taji yang kurang lebih 900 meter lagi dari coban Siuk.
Hujan semakin deras , jalan tertutup kabut yang cukup tebal dengan udara yang sangat dingin. Sesampai di parkiran,dibawah guyuran hujan kami dijemput oleh tukang parkir, dengan 2 payung kami diantar ke warung kopi yang tampak ramai meski hujan cukup lebat. Ada 4 warung di lokasi ini, warung bakso, aneka makanan , dan warung kopi.
Aku pilih tempat duduk posisi terbaik untuk menikmati pemandangan alam pegunungan Lereng bromo ini. Seperti biasa aku pilih menu kopi khas desa ini yaitu arabica V6 tanpa gula. Sengaja aku pesan tanpa gula, hal ini untuk menguji seberapa nikmad kopi seduhan bartender warkop desa diatas awan yang konon sudah cukup terkenal cita rasa kopinya.
Arabica V60 dengan racikan yang sempurna akan menghasilkan cita rasa kopi yang luar biasa nikmad, dan ini yang menjadi penilaian pengopi sejati. 10 menit berselang pesanan udah jadi dan disajikan di meja ukuran 50 x80 cm, Aroma yang cukup tajam keluar dari asap yang mengepul dari gelas, rasa keasaman sangat kuat ciri khas kopi arabica, aku hirup dalam dalam sambil membayangkan betapa nikmatnya kopi unggulan desa ini.
Bener saja setelah aku sruput ujung gelas, kenikmatan arabica perlahan menjelajahi tenggorokan. Pingin selama mungkin menghabiskan kopi ini meski hanya segelas, udara yang dingin dan hujan yang terus mengguyur menambah sempurnanya kenikmatan kopi yang tanpa ampas ini.
Penulis // A-Liem Tan
Edotor // Alim Mustofa
Lokasi // Maps