NELANGSA SI PALU | Alim Mustofa -->
Cari Berita

Advertisement

NELANGSA SI PALU

Minggu, 27 November 2022

 



 

Suatu ketika si Palu atau Bahasa jawanya disebut “ petil atau amer”

Sedang merenung akan nasibnya,

Dalam benaknya selalu betanya akan situasi yang dialaminya.

Meski begitu, ia pernah juga bersyukur akan kerja kerasnya


 

Si Palu terharu, tersenyum sambil bernapas lega

Ia bersyukur ketika tuannya, selalu mengajak kerja keras demi sesuap nasi

Karena ada keluarga kecil yang hidup sederhana menunggu jerih payah sang tuan,

Si Palu kembali bersyukur karena dalam bekerja keras untuk mencari nafkah,

tuannya sangat menjaga kehormatannya.


 

Pernah suatu ketika Si Palu diajak kerja oleh Ki Dalang,

Seharian bahkan sampai subuh, ia diketuk-kettukan oleh si tuan

Banyak orangpun terhibur akan nasehat ki Dalang dalam lakon cerita

Ada pesan nasehat kehidupan dalam cetita ki dalang.


 

Si Palu menarik nafas dalam - dalam dengan penuh rasa bangga,

Karena di digunakan orang hebat,untuk menyampaikan pesan kebaikan.

Dimana tuannya mengajak si Palu, untuk mengukir keadilan menjadi sejarah.

Kali ini si Palu pun amat bersyukur, karena tuannya sangat menjaga kehormatanya.

Si palu merasa naik kasta.

 


Suatu ketika, si Palu terlihat murung,

Kenapa … karena ia merasa di manfaatkan oleh si tuan

Ia nerasa malu ketika harus menangguk-angguk,

Untuk sesuatu yang tidak diinginkannya.


 

Bagaimana tidak,....!!

Si tuan memaksa si Palu untuk menentukan nasib seseorang

Si Tuan menggadaikan kehormatan si Palu..

Dimana seseorang itu  harus kalah untuk menerima nasib,

Si Lemah linglung, dimana ia merasa tidak berdaya.

Sementara si tuan merasa sangat berwibawa dan terhormat, 

tetapi si palu menangs pilu, 

Karena merasa zolim akan apa yang telah dilakukannya.


 

Kenapa si tuan memanfaatkanya untuk mencari kehormatan, kemuliaan 

dan kemewahan dengan mengorbankan kehormatnku .... gerutu si Palu.

Mengapa tuanku tidak tahu perasaanku, betapa malunya aku,


 

Dimana mukaku ketika nanti aku harus bertemu dengan orang tuaku.

Apa yang harus aku katakan pada tuhanku jika nanti aku ditanya, guman si Palu.

Bukankah kemuliaan, kemewahan  dan kehormatan telah  Kau dapatkan tuan ?

Tetapi  mengapa masih harus tamak kepada nurani!


 

Dengan kepala menengadah si Palu berdoa seraya berkata “ya tuhan …titipkan aku kepada Seorang Tuan yang termasuk dalam orang – orang yang berfikir”

 

Oleh : 

A-Liem Tan- Klub Bunga, Batu - 27 November 2022


Editor : Alim Mustofa