Suatu ketika si Palu atau Bahasa jawanya disebut “ petil
atau amer”
Sedang merenung akan nasibnya,
Dalam benaknya selalu betanya akan situasi yang dialaminya.
Meski begitu, ia pernah juga bersyukur akan kerja kerasnya
Si Palu terharu, tersenyum sambil bernapas lega
Ia bersyukur ketika tuannya, selalu mengajak kerja keras
demi sesuap nasi
Karena ada keluarga kecil yang hidup sederhana menunggu
jerih payah sang tuan,
Si Palu kembali bersyukur karena dalam bekerja keras untuk mencari nafkah,
tuannya sangat menjaga kehormatannya.
Pernah suatu ketika Si Palu diajak kerja oleh Ki Dalang,
Seharian bahkan sampai subuh, ia diketuk-kettukan oleh
si tuan
Banyak orangpun terhibur akan nasehat ki Dalang dalam
lakon cerita
Ada pesan nasehat kehidupan dalam cetita ki dalang.
Si Palu menarik nafas dalam - dalam dengan penuh rasa
bangga,
Karena di digunakan orang hebat,untuk menyampaikan pesan
kebaikan.
Dimana tuannya mengajak si Palu, untuk mengukir
keadilan menjadi sejarah.
Kali ini si Palu pun amat bersyukur, karena tuannya
sangat menjaga kehormatanya.
Si palu merasa naik kasta.
Suatu ketika, si Palu terlihat murung,
Kenapa … karena ia merasa di manfaatkan oleh si tuan
Ia nerasa malu ketika harus menangguk-angguk,
Untuk sesuatu yang
tidak diinginkannya.
Bagaimana tidak,....!!
Si tuan memaksa si Palu untuk menentukan nasib seseorang
Si Tuan menggadaikan kehormatan si Palu..
Dimana seseorang itu harus kalah untuk menerima nasib,
Si Lemah linglung, dimana ia merasa tidak berdaya.
Sementara si tuan merasa sangat berwibawa dan terhormat,
tetapi si palu menangs pilu,
Karena merasa zolim akan apa yang telah dilakukannya.
Kenapa si tuan memanfaatkanya untuk mencari kehormatan, kemuliaan
dan kemewahan dengan mengorbankan kehormatnku .... gerutu si Palu.
Mengapa tuanku tidak tahu perasaanku, betapa malunya
aku,
Dimana mukaku ketika nanti aku harus bertemu dengan orang
tuaku.
Apa yang harus aku katakan pada tuhanku jika nanti aku
ditanya, guman si Palu.
Bukankah kemuliaan, kemewahan dan kehormatan telah Kau dapatkan tuan ?
Tetapi mengapa masih harus
tamak kepada nurani!
Dengan kepala menengadah si Palu berdoa seraya berkata “ya tuhan …titipkan aku
kepada Seorang Tuan yang termasuk dalam orang – orang yang berfikir”
A-Liem Tan- Klub Bunga, Batu - 27 November 2022
Editor : Alim Mustofa