Apa Kata Mahasiswa Mengenai Politik Uang | Alim Mustofa -->
Cari Berita

Advertisement

Apa Kata Mahasiswa Mengenai Politik Uang

Sabtu, 28 Agustus 2021

Mahasiswa Peserta Program Kelas Pengawasan Pemilu (KPP) Bawaslu Kota Malang.26/8/2021
 


Alimmustofa.com - Politik Uang (Money Politik) di pemilu Indonesia menjadi problem lima tahunan yang selalu hangat dan menggejala dilingkaran pemilu ditengah-tengah masyarakat.  Dikalangan pegiat pemilu, problem politik uang  jika tidak tertangani dengan baik akan memberikan dampak yang kuat terhadap perjalanan pemerintahan yang dibentuk dari hasil pemilu.

Narasi relasi politik uang, pemilu dan kekuasaan memang harus dibuktikan secara empirik melalui riset, yang kemudian diperoleh dokumen hasil penelitian yang teruji secara ilmiah berupa buku atau jurnal. Akan tetapi potret politik uang juga dapat diperoleh dari pendapat para pakar, tokoh masyarakat dan elemen lain juga dapat dijadikan sebagai bahan memotret apa itu politik uang.

Lalu bagaimana pengertian politik uang dari prespektif mahasiswa, berikut pengertian politik uang menurut mahasiswa peserta kelas pengawasan pemilu (KPP) Bawaslu Kota Malang.

Shella Nuritasari Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) mendefinisikan politik uang sebagai berikut, “ menurut pendapat saya pada kelas Bawaslu, politik uang  adalah  kegiatan (seperti memberikan uang) yang dilakukan oleh seseorang  kepada calon pemilih untuk bisa mendapatkan suara atau ketertarikan masyarakat (calon pemilih) pada apa yang dijanjikan oleh peserta pemilu/tim kemenangan”.

Selanjutnya Sellla meneruskan pendapatnya “ Dalam perspektif saya sebagai mahasiswa, politik uang ini disebabkan oleh ketakutan peserta pemilu jika mengalami kekurangan suara/ kekalahan.  saya ibaratkan seperti ini, Peserta pemilu dalam melakukan kampanye pasti mengeluarkan banyak dana dan juga waktu. seperti kegiatan berinvestasi. kalau dalam politik, investasi awal (pencalonan diri sebagai pejabat publik) adalah dengan pemasangan baliho, banner, kaos, pengeluaran biaya untuk tim sukses, belum lagi memberikan uang kepada masyarakat awam. garis besarnya beberapa peserta pemilu, tidak ingin merasa dirugikan akan hal ini. ketika mereka sudah terpilih, maka secara tidak langsung akan membuat kebijakan² yang menguntungkan dirinya dan golongannya bahkan dampaknya juga akan terasa bagi kita ketika mereka melakukan praktek korupsi untuk mengembalikan modal yang sempat diinvestasikan pada saat kampanye”.

Mayang FH Unikama “ sejenis suap terhadap pemilih, penyebabnya mungkin dari calon DPR memberikan suap kepada masyarakat agar dipilih, akibatnya kalau masyarakat tidak menelaah dari calon tersebut tentang latar  belakangnya, akan berpengaruh pada kinerjanya akan merugikan masyarakat”.

Sementara Daimatul Munawwaroh mahasiswi FIA Unisma  Menurut saya politik uang adalah upaya seseorang yang mencalonkan diri menjadi wakil rakyat untuk mendapatkan suara lebih banyak dengan cara mempengaruhi calon pemilih yang biasanya terdapat upaya suap di dalamnya agar calon pemilih bersedia memilih calon wakil rakyat tersebut.”

Laily Izzati mahasiswa  Fakulatas Ilmu Adminstrasi  Universitas Islam Malang (UNISMA) berpendapat  politik uang adalah “ Politik Uang merupakan pemberian janji suap dengan sebuah media untuk mempengaruhi seseorang untuk memberikan suara maupun dukungan. Selain itu dengan media uang yang merupakan suatu strategi paling kuat dalam praktik politik uang, karena uang dapat mengendalikan personal seseorang”.

 Galih Mahasiwa Fakultas Ilmu Administrasi Universita Islam Malang (Unisma)  " suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Pembelian bisa dilakukan menggunakan uang atau barang. Politik uang adalah sebuah bentuk pelanggaran kampanye.[1] Politik uang umumnya dilakukan simpatisan, kader atau bahkan pengurus partai politik menjelang hari H pemilihan umum. Praktik politik uang dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, minyak dan gula kepada masyarakat dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan suaranya untuk partai yang bersangkutan.

Editor : Alim Mustofa