Harga Tapioka Melonjak, Pengusaha Kerupuk Menjerit | Alim Mustofa -->
Cari Berita

Advertisement

Harga Tapioka Melonjak, Pengusaha Kerupuk Menjerit

Jumat, 24 Desember 2021

 

Pabrik Kerupuk Abah Ujang milik H. Zainal Arifin Desa Pakiskembar Kabupaten Malang

 

Alimmustofa.com - Harga bahan baku kerupuk, yaitu tepung tapioka mengalami kenaikan cukup signifikan. Akibat kenaikan ini, pengusaha kerupuk desa Pakiskembar dilanda kekhawatiran terhadap keberlangsungan produksi dan harga jual dipasaran. Rabu,22/12/21.


Salah seorang pengusaha kerupuk asal Desa PakiskembarKecamatan Pakis Kabupaten Malang, H Zainal Arifin (55) mengungkapkan, pasokan bahan baku pembuatan kerupuk sudah mengalami kenaikan secara signifikan kurang lebih selama 4 bulan terakhir hingga sekarang.


“Harga tepung melonjak drastis hingga 100 persen. Biasanya bapak beli tepung cukup ditebus dengan harga 670.000 rupiah saja per kwintalnya, tapi saat ini harganya melambung hingga Rp. 870.000 per kwintalnya ini untuk tepung yang bapak pakai tepung merk tandem,” ungkap pemilik pabrik kerupuk Abah Ujang ini.


H.Zainal Arifin (55) Pemilik Pabrik Kerupuk Asal Desa Pakiskembar Kabupaten Malang

Melanjutkan keterangannya H.Zainal menyampaikan, tepung tapioka merupakan salah satu bahan utama untuk memproduksi kerupuk di pabrik ini. Oleh sebab itu, naiknya harga tepung membuat usahanya sangat terganggu. Soalnya ongkos produksi yang dikeluarkan pastinya semakin membengkak tajam.


Kondisi tersebut diperparah dengan cuaca yang tidak menentu dimusim hujan, sehingga ongkos produksi membengkak sebesar Rp 100 ribu untuk membeli gas elpiji mesin oven pengering kerupuk.


“ Sebelumnya sehari bisa menyisihkan keuntungan rata-rata sekitar Rp 900 ribu. Namun setelah ada kenaikan harga bahan baku pembuatan kerupuk, sehari mendapatkan keuntungan Rp 300 ribu sangat berat. Sekarang jika dihitung-hitung tidak ada lebihnya, Mas, bahkan bisa kurang jika produksinya gagal  keluh Zainal.


Meski ongkos produksi membengkak, tetapi Pemilik pabrik kerupuk ini tidak berani menaikkan harga jual kerupuk untuk menutup biaya produksi. Zainal Arifin selaku pemilik khawatir apabila harga jual kerupuk dinaikkan, pedagang akan keberatan dan beralih ke produsen kerupuk lainnya.


“Biasanya kalo usaha kerupuk itu tidak bisa menaikkan harga, Mas, karena selain persaingan kerupuk itu banyak, saya khawatir agen akan pindah ke pabrik kerupuk lain,” ungkap Zainal.


Zainal Arifin berharap, pemerintah memperhatikan kelangsungan usaha skala kecil seperti dirinya. Caranya dengan mengendalikan harga barang kebutuhan pokok, agar tidak melonjak tajam seperti sekarang.(FD)


Editor : Alim Mustofa