DANA DESA UNTUK PEMBERDAYAAN ANAK BANGSA “ DI DESA” | Alim Mustofa -->
Cari Berita

Advertisement

DANA DESA UNTUK PEMBERDAYAAN ANAK BANGSA “ DI DESA”

Rabu, 05 Februari 2020




 foto pendampingan musrenbang anak dan difabel


Alimmustofa.com - Dana Desa merupakan anggaran yang bersumber dari APBN, di mana pengelolaannya di awasi langsung  oleh masyarakat sebagai obyek dari sasaran dana. Dengan dana desa yang tidak sedikit jumlahnya di gelontorkan pemerintah demi mensejahterahkan masyarakat melalui program membangun berbagai infrastruktur baik yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi, seperti jalan tani, irigasi persawahan dan Bumdesa sebagaimana telah kita saksikan bersama. Dalam segi kesehatan Dana Desa menganggarkan Poskesdes, Polindes, pengadaan obat Desa dan pencegahan Stunting yang marak di laksanakan. Begitupun dalam sektor Pendidikan, pemerintah desa memberikan bea siswa kepada siswa yang kurang mampu dan juga terhadap siswa berprestasi (SD, SMP, SMA Sederajat)
Dana Desa sudah memasuki tahun ke lima yang semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Jika kita menghitung dari awal hingga saat  ini, yang menjadi pertanyaan, sudah sampai di mana tingkat keberhasilan pemerintah desa dalam mengelolah anggaran Dana Desa???? Bagaimana kondisi masyarakat terkait kesejahteraan yang mereka alami. Saya selaku Pendamping Lokal Desa (PLD), setiap saat berada di Desa menyaksikan secara dekat dan berbaur dengan pelaku aktor pengelola Dana Desa (DD). Sambil mengobrol mencicipi kue-kue khas desa  di temani kopi tanpa gula jamuan dari warga setempat. Saat yang tepat itulah pujian terlontar di bibir mereka dengan adanya Dana Desa ini, yang tadinya memikul hasil kebun sekarang sudah di bonceng memakai motor, sebelumnya jalanan bergelut lumpur, kini mulus tiada yang menghambat. Begitupun di areal persawahan jika sebelumnya padi kadang kekeringan di musim kemarau, saat ini sudah bisa teratasi dengan adanya irigasi yang di bangun oleh Desa. Tempat memeriksakan kesehatan sudah dekat dengan adanya poskesdes, posyandu sudah berdiri untuk memeriksakan kesehatan balita,  mengetahui perkembangan dan pertumbuhan setiap anak, makanan tambahan dalam pencegahan stunting juga sudah di lakukan.
Hasan Habibu PLD Kecamatan Tompobulu saat melakukan pendampingan

Sebagaimana telah saya sebutkan di atas yaitu, irigasi, jalan tani, rabat beton, poskesdes dan posyandu adalah infrastruktur Desa yang di bangun melalui anggaran DDS, tetapi bagaimana dengan pembangunan sumber daya manusia  di Desa?...  sangat sedikit Sumber Daya Manusai (SDM) yang memiliki skill yang cukup. Di saat gencarnya pemerintah desa membangun infrastruktur,ternyata ada yang kurang mendapatkan perhatian, yakni pembangunan manusianya. Hal jika di lihat dari prosentase kegiatan yang ada di papan informasi desa, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat sangat kecil anggarannya di banding dengan anggaran pembangunan dan pemerintahan, sehingga pembangunan manusia kurang tersentuh oleh kebijakan pemerintah Desa. Saat ini  pemerintah Desa  harus menyeimbangkan serapan anggaran untuk mengembangkan potensi manusia dengan membangun sumber daya manusianya melalui pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kapasitas mereka. Banyak pemuda desa yang meninggalkan kampungnya untuk merantau ke negeri orang, tak sedikit penduduk desa yang pergi mencari kerja di kampung orang karena kurangnya lapangan kerja yang memaksa untuk Keluar dengan niat merubah nasib di tempat lain.
Hal inipun dilandasi dengan minimnya ilmu dan pengetahuan yang dimiliki kecuali menjadi buruh sawit di negeri jiran, menjadi asisten rumah tangga di negeri tirai bambu dan lain sebagainya yang tak membutuhkan banyak skill. Anak mereka tidak mengecap pendidikan yang memadai, di sebabkan orang tua mereka berada di negeri orang,sehingga kepedulian terhadap pendidikan kurang diperhatikan lagi. Hal ini berantai secara turun temurun di sebabkan karakter yang sudah melekat dan susah untuk di rubah lagi.
Hal ini tak bisa di biarkan terus terjadi, oleh karena itu harus ada Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur keharusan dana desa (DD) untuk alokasi beasiswa kepada siswa yang berprestasi yang dari dana desa untuk pembeayaan sampai keperguruan tinggi.  Setelah selesai mereka diharuskan kembali untuk membangun desanya.
Seiring dengan berputarnya waktu dan berubahnya zaman, pengaruh tekhnologi berdampak pada prilaku actor desa. Kadang mereka sendiri menjadi korban penggunaan  teknologi  yang seharusnya mempermudah kehidupan tetapi malah menyulitkan, lantaran tekhnologi yang ada di gunakan secara asal-asalan.
Alasan inilah yang membuat aku prihatin sebagai PLD terhadap sebagian masyarakat. Melalui tulisan ini, saya meminta sekiranya ada kebijakan yang tertuang langsung dari pemerintah pusat  terkait  kepedulian terhadap pendidikan yang kurang  mendapatkan perhatian khususnya di Desa.

Aku sebagai Pendamping Lokal Desa (PLD)telah lama bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat desa, sangat merasakan sulitnya membangun manusia di banding infrastruktur semisal jembatan, rabat beton maupun imrastruktur lainnya. Menurut hemat saya, pemerintah harus lebih serius memperhatikan dan menangani sektor pendidikan formal sebagai sumbu dalam mengantar Desa menuju kemandirian. Menurut catatan, indeks pendidikan di Desa masih sangat rendah, sementara majunya sebuah negara adalah satunya diukur dari tingkat pendidikan warganya. Suatu Negara yang kaya belum bisa di kategorikan maju jika ekonomi, sosial politik serta teknologinya  belum memadai namun sekali lagi saya berpendapat semua itu bisa diatasi jika pendidikan kita cukup untuk menyerapnya
Pemberdayaan masyarakat akan lebih mudah teratasi, jika rata-rata tingkat pendidikan cukup, sehingga tidak terlalu sulit membangun potensi yang di milikinya, dan solusi atas semua ini adalah pemberian beasiswa bagi keluarga miskin/ dan berprestasi, pemberantasan buta aksara, penyuluhan dan sosialisasi pentingnya pendidikan dan membuka kelas jauh untuk perguruan tinggi
Dana Desa ke depan harus memperbanyak pembinaan dan pemberdayaan masyarakat untuk keluar dari rantai kemiskinan. Dengan kata lain Dana Desa harus mencerdaskan kehidupan  bangsa, oleh karena itu kepada warga desa mari terlibat dalam kegiatan dana desa, dan mengawasi penggunaannya agar tepat sasaran serta yang di bangun merupakan kebutuhan mutlak dalam menunjang perekonomian, kesehatan, social budaya dan Pendidikan. Tiba saatnya anak desa bangkit, sidah saatnya anak desa berubah.

Maju Indonesiaku, Maju Negeriku Sejahterah Bangsaku

Ditulis oleh Hasan Habibu
Pendamping Lokal Desa /PLD
Desa Pattaneteang, Desa Bonto-Bontoa, Desa Pattallassang
Kec. Tompobulu, Kab. Bantaeng Sulawesi Selatan

DESA MEMBANGUN INDONESIA

Editor : Alim Mustofa