foto pendampingan musrenbang anak dan difabel
Alimmustofa.com - Dana Desa merupakan
anggaran yang bersumber dari APBN, di mana pengelolaannya di awasi
langsung oleh masyarakat sebagai obyek
dari sasaran dana. Dengan dana desa yang tidak sedikit jumlahnya di gelontorkan
pemerintah demi mensejahterahkan masyarakat melalui program membangun berbagai
infrastruktur baik yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi, seperti jalan
tani, irigasi persawahan dan Bumdesa sebagaimana telah kita saksikan bersama.
Dalam segi kesehatan Dana Desa menganggarkan Poskesdes, Polindes, pengadaan
obat Desa dan pencegahan Stunting yang marak di laksanakan. Begitupun dalam sektor
Pendidikan, pemerintah desa memberikan bea siswa kepada siswa yang kurang mampu
dan juga terhadap siswa berprestasi (SD, SMP, SMA Sederajat)
Dana Desa sudah memasuki tahun ke lima yang semakin meningkat
jumlahnya dari tahun ke tahun. Jika kita menghitung dari awal hingga saat ini, yang menjadi pertanyaan, sudah sampai di
mana tingkat keberhasilan pemerintah desa dalam mengelolah anggaran Dana Desa????
Bagaimana kondisi masyarakat terkait kesejahteraan yang mereka alami. Saya
selaku Pendamping Lokal Desa (PLD), setiap saat berada di Desa menyaksikan
secara dekat dan berbaur dengan pelaku aktor pengelola Dana Desa (DD). Sambil mengobrol
mencicipi kue-kue khas desa di temani
kopi tanpa gula jamuan dari warga setempat. Saat yang tepat itulah pujian
terlontar di bibir mereka dengan adanya Dana Desa ini, yang tadinya memikul
hasil kebun sekarang sudah di bonceng memakai motor, sebelumnya jalanan
bergelut lumpur, kini mulus tiada yang menghambat. Begitupun di areal
persawahan jika sebelumnya padi kadang kekeringan di musim kemarau, saat ini sudah
bisa teratasi dengan adanya irigasi yang di bangun oleh Desa. Tempat
memeriksakan kesehatan sudah dekat dengan adanya poskesdes, posyandu sudah
berdiri untuk memeriksakan kesehatan balita, mengetahui perkembangan dan pertumbuhan setiap
anak, makanan tambahan dalam pencegahan stunting juga sudah di lakukan.
Hasan Habibu PLD Kecamatan Tompobulu saat melakukan pendampingan
Sebagaimana telah saya sebutkan di atas yaitu, irigasi, jalan tani,
rabat beton, poskesdes dan posyandu adalah infrastruktur Desa yang di bangun
melalui anggaran DDS, tetapi bagaimana dengan pembangunan sumber daya
manusia di Desa?... sangat sedikit Sumber Daya Manusai (SDM) yang memiliki
skill yang cukup. Di saat gencarnya pemerintah desa membangun infrastruktur,ternyata
ada yang kurang mendapatkan perhatian, yakni pembangunan manusianya. Hal jika di
lihat dari prosentase kegiatan yang ada di papan informasi desa, pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat sangat kecil anggarannya di banding dengan anggaran
pembangunan dan pemerintahan, sehingga pembangunan manusia kurang tersentuh
oleh kebijakan pemerintah Desa. Saat ini pemerintah Desa harus menyeimbangkan serapan anggaran untuk
mengembangkan potensi manusia dengan membangun sumber daya manusianya melalui
pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kapasitas mereka. Banyak pemuda desa
yang meninggalkan kampungnya untuk merantau ke negeri orang, tak sedikit
penduduk desa yang pergi mencari kerja di kampung orang karena kurangnya lapangan
kerja yang memaksa untuk Keluar dengan niat merubah nasib di tempat lain.
Hal inipun dilandasi dengan minimnya ilmu dan pengetahuan yang dimiliki
kecuali menjadi buruh sawit di negeri jiran, menjadi asisten rumah tangga di
negeri tirai bambu dan lain sebagainya yang tak membutuhkan banyak skill. Anak
mereka tidak mengecap pendidikan yang memadai, di sebabkan orang tua mereka
berada di negeri orang,sehingga kepedulian terhadap pendidikan kurang diperhatikan
lagi. Hal ini berantai secara turun temurun di sebabkan karakter yang sudah
melekat dan susah untuk di rubah lagi.
Hal ini tak bisa di biarkan terus terjadi, oleh karena itu harus
ada Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur keharusan dana desa (DD) untuk alokasi
beasiswa kepada siswa yang berprestasi yang dari dana desa untuk pembeayaan
sampai keperguruan tinggi. Setelah
selesai mereka diharuskan kembali untuk membangun desanya.
Seiring dengan berputarnya waktu dan berubahnya zaman, pengaruh tekhnologi
berdampak pada prilaku actor desa. Kadang mereka sendiri menjadi korban
penggunaan teknologi yang seharusnya mempermudah kehidupan tetapi
malah menyulitkan, lantaran tekhnologi yang ada di gunakan secara asal-asalan.
Alasan inilah yang membuat aku prihatin sebagai PLD terhadap
sebagian masyarakat. Melalui tulisan ini, saya meminta sekiranya ada kebijakan yang
tertuang langsung dari pemerintah pusat
terkait kepedulian terhadap
pendidikan yang kurang mendapatkan
perhatian khususnya di Desa.
Aku sebagai Pendamping Lokal Desa (PLD)telah lama bergerak di
bidang pemberdayaan masyarakat desa, sangat merasakan sulitnya membangun
manusia di banding infrastruktur semisal jembatan, rabat beton maupun
imrastruktur lainnya. Menurut hemat saya, pemerintah harus lebih serius
memperhatikan dan menangani sektor pendidikan formal sebagai sumbu dalam
mengantar Desa menuju kemandirian. Menurut catatan, indeks pendidikan di Desa
masih sangat rendah, sementara majunya sebuah negara adalah satunya diukur dari
tingkat pendidikan warganya. Suatu Negara yang kaya belum bisa di kategorikan
maju jika ekonomi, sosial politik serta teknologinya belum memadai namun sekali lagi saya
berpendapat semua itu bisa diatasi jika pendidikan kita cukup untuk menyerapnya
Pemberdayaan masyarakat akan lebih mudah teratasi, jika rata-rata
tingkat pendidikan cukup, sehingga tidak terlalu sulit membangun potensi yang
di milikinya, dan solusi atas semua ini adalah pemberian beasiswa bagi keluarga
miskin/ dan berprestasi, pemberantasan buta aksara, penyuluhan dan sosialisasi
pentingnya pendidikan dan membuka kelas jauh untuk perguruan tinggi
Dana Desa ke depan harus memperbanyak pembinaan dan pemberdayaan
masyarakat untuk keluar dari rantai kemiskinan. Dengan kata lain Dana Desa
harus mencerdaskan kehidupan bangsa,
oleh karena itu kepada warga desa mari terlibat dalam kegiatan dana desa, dan
mengawasi penggunaannya agar tepat sasaran serta yang di bangun merupakan
kebutuhan mutlak dalam menunjang perekonomian, kesehatan, social budaya dan Pendidikan.
Tiba saatnya anak desa bangkit, sidah saatnya anak desa berubah.
Maju Indonesiaku, Maju Negeriku Sejahterah Bangsaku
Ditulis oleh Hasan Habibu
Pendamping Lokal Desa /PLD
Desa Pattaneteang, Desa
Bonto-Bontoa, Desa Pattallassang
Kec. Tompobulu, Kab. Bantaeng
Sulawesi Selatan
DESA MEMBANGUN INDONESIA
Editor : Alim Mustofa