Alumnus Sekolah Demokrasi, Amari Zaini Sosok Yang Tekun Emban Amanah | Alim Mustofa -->
Cari Berita

Advertisement

Alumnus Sekolah Demokrasi, Amari Zaini Sosok Yang Tekun Emban Amanah

Selasa, 02 Januari 2018

AlimMustofa.com - Peran alumnus Sekolah Demokrasi angkatan kedua ini sebagai Sekretaris Kecamatan sekaligus Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tajinan, Kabupaten Malang cukup vital. Sering kali ia harus lembur menuntaskan persiapan logistik pemilu yang mengesampingkan kesehatannya. Sejumlah kalangan mengaku merasakan kehilangan saat ia meninggal dunia karena serangan jantung 9 Mei lalu. Almarhum Amari Zaini (49) juga dikenal sebagai sosok yang bisa diterima oleh perangkat desa se-Kecamatan Tajinan.

Pagi hari tampak cerah. Udara yang cukup segar di hari Sabtu 9 Mei lalu itu menambah semangat untuk melakukan aktivitas. Tak tampak sedikit pun mendung yang bergelayut di langit Kota Malang. Ini melengkapi indahnya pagi yang mulai merangkak siang. Kesempurnaan hari yang cerah ini ternyata tidak berlangsung lama. Seorang teman mengabarkan sebuah kabar duka: Amari Zaini meninggal dunia. Saya pun segera menuju rumah duka.

Saat saya memasuki sebuah gang di sebelah Taman Rekreasi Wendit Malang, tampak puluhan mobil dan sepeda motor milik para pelayat, yang terparkir memenuhi sisi kanan kiri jalan menuju rumah duka. Para takjiah bergiliran memanjatkan doa untuk almarhum Amari, sebagai bentuk penghormatan terakhir. Suasana tampak khidmat ketika proses menyucikan jenazah berlangsung. Tampak Ustad Fauzan Adhima -rekan satu angkatan almarhum di Sekolah Demokrasi- ikut memandikan  jenazah yang telah terbujur kaku dikelilingi anggota keluarganya. Prosesi menyucikan jenazah berjalan lancar, sebelum jenazah dipindahkan ke ruang tamu di mana kerabat terdekat sudah bersiap mensholatkan jenazah.

Di sepanjang jalan depan rumah duka duduk berjajar para takjiah, yang membicarakan kepergian almarhum yang  semasa hidup dikenal humoris. Dengan sabar mereka menunggu waktu pemberangkatan jenazah ke pemakaman umum. Seorang pria berusia sekitar 50 tahun berdiri di depan rumah duka. Agaknya ada sesuatu yang akan disampaikan kepada semua yang hadir di rumah Amari. Benar saja, ternyata pria tersebut adalah Camat Kecamatan Tajinan Putut Megantara yang merupakan atasan di mana almarhum dinas. Ia mengumumkan, upacara pemakaman ternyata harus ditunda. Pemakaman akan dilaksanakan pukul tiga sore waktu setempat, karena masih menunggu anak pertama almarhum yang tinggal di luar Jawa.

Senin 11 Mei sekitar pukul dua siang. Dengan sepeda motor saya menuju wilayah Kecamatan Tajinan, yang berada sekitar 15 km dari pusat Kota Malang. Terik matahari sangat terasa menyengat sampai ke kulit tubuh, meski saya sudah memakai jaket kain plus sarung tangan. Setelah melewati tapal batas Kota Malang dengan Kabupaten Malang, ada pertigaan jalan menuju kecamatan Tajinan. Di sisi kanan dan kiri jalan selebar empat meter tersebut, banyak ditanam tebu dan sejumlah tanaman kebun lainnya. Satu jam saya lalui menuju kantor Camat Tajinan. Setelah beberapa kali bertanya kepada penduduk yang saya jumpai, sampailah saya di kantor kecamatan dengan bangunan sangat sederhana.

Orang pertama yang saya temui adalah Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tajinan Eko Yudi N, atasan Amari Zaini. "Dalam bekerja Amari tidak pernah mengeluh, semuanya dilakukan dengan semangat kerja yang tinggi," papar Eko mengenai sosok almarhum.

Kesibukan sebagai panitia pemilu yang diemban Amari, terbukti tidak sampai menelantarkan tugasnya sebagai Sekretaris Kecamatan. Semangat tinggi senantiasa Amari perlihatkan dalam menjalankan setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Kerap kali ia harus menginap di kantor demi menuntaskan persoalan logistik pemilu yang sering terlambat datang. Menurut Ketua PPK yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil Kecamatan Tajinan ini, selama bertugas menjadi Sekretaris Kecamatan sejak Januari 2008, Amari tidak pernah sekalipun meminta izin untuk tidak masuk kerja. Bila ada kegiatan di hari Sabtu atau Minggu, Amari selalu hadir menjalankan tugasnya.  Bahkan satu hari menjelang meninggal dunia, almarhum masih mengundang perangkat desa untuk menggelar rapat koordinasi. "Pak Amari adalah seorang yang mampu me-manage organisasi dengan baik," kata Eko.

Kesan serupa disampaikan Camat Tajinan Putut Megantara. "Almarhum Amari Zaini adalah pribadi yang sangat baik. Ia adalah bawahan yang memiliki dedikasi, loyalitas terhadap tugasnya, tidak punya cela dan sosok yang bisa diterima oleh perangkat desa se-Kecamatan Tajinan," tegas Putut. Secara umum, camat berkaca mata ini sangat puas dengan kinerja almarhum selama mendampinginya bertugas sebagai camat.
Download Kumpulan PKPU RI Tahun 2018
Download Kumpulan PERBAWASLU RI Tahun 2017

Keikutsertaan Amari dalam Sekolah Demokrasi dinilai Putut sangat bermanfaat dan  menunjang pekerjaannya. "Demokrasi adalah bagaimana memutuskan sesuatu dengan cara musyawarah mufakat. Itu bagus. Almarhum telah melaksanakannya secara aplikatif di pekerjaannya," ungkap Putut. Almarhum pergi ketika tugas belum tuntas. Tugas kita untuk menuntaskannya. (Alim Mustofa, Malang)