KISAH NABI SULAIMAN DAN PROGRAM MBG PRABOWO
Alimmustofa.com – Kisah
Nabi Sulaiman ailihi salam yang dianugrahi kekayaan yang melimpah oleh
Allah SWT, merupakan kisah inspiratif yang layak menjadi pembelajaran bagi umat Islam khususnya
dan semua manusia umumnya.
Kedermawanan Nabi Sulaiman
terhadap rakyatnya dan seluruh makhluk di bumi sudah tidak diargukan lagi
keikhlasannya, bahkan konon tiap hari selalu menyediakan makanan gratis kepada
seluruh anggota Kerajaan dan rakyatnya dengan menyembelih ribuan unta,ribuan
kambing dan ribuan sapi.
Hingga pada suatu hari Nabi
Sulaiman berdoa memohon kepada Allah SWT agar diberikan ijin untuk memberikan
makan ke seluruh makhluk yang ada di bumi. Akan tetapi Allah SWT tidak langsung
mengabulkan doa dari Nabi Sulaiman seraya menjawab, "Sungguh, engkau
Sulaiman tidak akan mampu."
Nabi Sulaiman lantas tidak
menyerah begitu saja, dengan kembali agar diizinkan untuk memberikan makan ke
seluruh makhluk di bumi,kemudian Allah SWT mengabulkan doa Nabi Sulaiman.
Selanjutnya Nabi Sulaiman
memerintahkan seluruh pasukannya dari bangsa manusia dan dari jin untuk menyediakan
makanan yang konon lebarnya adalah satu bulan perjalanan,begitu juga panjangnya
satu bulan perjalanan.
Allah SWT bertanya kepada
Sulaiman,” lalu Makhluk manakah yang akan memulai memakan hidangan yang kamu
sediakan " Nabi Sulaiman menjawab, "Mereka yang ada di darat dan di
laut."
Singkat cerita Allah SWT
memerintahkan salah satu makhluk besar dari golongan ikan untuk memakan sajian
Nabi Sulaiman, dan alangkah terkejutnya Nabi Sulaiman Ketika semua makanan yang
disajikan dilahab habis dan seraya berkata “ wahai Sulaiman perutku masih
lapar”.
Sepenggal kisah ini lantas
mengingatkan penulis pada program mulia makan bergizi gratis (MBG) pemerintahan
sekarang. Program yang digagas oleh pasangan Prabowo – Gibran pada Pilpres 2024
merupakan tujuan mulia dari seorang pemimpin dalam keinginannya untuk melayani masyarakat
dalam rangka menyiapkan generasi unggul dengan mensuplai makan bergizi yang
langsung dapat dinikmati oleh siswa SD,SMP.
Pemerintah menyadari akan
pentingnya generasi unggul yang mampu berdaya saing dimulai dari bagaimana
pemerintah hadir dalam merawat setiap generasi muda dimulai sejak dini. Tanpa
asupan gizi yang cukup tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang fisik,mental dan
otak generasi bangsa ini.
Tentu untuk mewujudkan program
ini pemerintah memerlukan dukungan anggaran yang besar ratusan trilyun setiap
tahunnya. Ini tidak mudah,bagaimana anggaran tersebut dapat digali dan
disediakan untuk mendukung program MBG.
Menurut beberapa sumber
kebutuhan anggaran untuk 82,9 juta penerima,pemerintah harus menyiapkan hampir
420 trilyun salama satu tahun (CNBC Indonesia, (6/1/25).
Besarnya anggaran yang dibutuhkan
untuk mendukung program MBG,mendorong pemerintah untuk memutar otak bagaimana
kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi. Diantaranya mungkin dengan melakukan
efesiensi anggaran disemua kementrian dan disemua post anggaran, demi
menyukseskan program diatas.
Efisiensi anggaran memang cukup baik sepanjang tidak mengganggu program stretegis lainnya.
· Jangan sampai efesiensi anggaran kemudian berdampak kepada kualitas layanan pemerintah kepada masyarakat.
· Jangan sampai efesiensia anggaran kemudian menghilangkan hak-hak publik lainnya, seperti kelangkaan LPG 3 kg untuk menengah kebawah.
· Jangan sampai efisiensi anggaran kemudian berdampak kepada PHK pegawai.
· Jangan sampai efisiensi anggaran menyebabkan kenaikan BBM subsidi bagi kalangan bawah.
· Jangan sampai efisiensi anggaran kemudian menyebabkan melemahnya lembaga peradilan( MK, KPK, MA, Kejaksaan dll).
Pertanyaannya,mampukah
pemerintah melaksanakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama periode 5
tahun kedepan. Adakah alternative lain untuk program pemenuhan gizi bagi anak
usia sekolah?
MBG sebagai program absius
perlu dicarikan lagi formulanya, bagaimana program pemenuhan gizi bagi siswa
ini kemudian juga rawan kebocoran, dan monopoli dalam pengadaannya.
Jika nabi sulaiman telah
mencoba memohon kepada Allah SWT untuk memberi makan seluruh makhluk, akan
tetapi nabi Sulaiman baru menyadari jika hal tersebut ternyata sangat ambisius,maka
tidak ada salahnya jika pemerintah memformulasikan lagi program MBG dalam
bentuk lain yang lebih efektif ,efisien dan tepat sasaran serta tidak
menimbulkan dampat lainnya terhadap program strategis nasional menuju Indonesa
emas 2045.
Penulis : Alim Mustofa pegiat Komunitas Malang untuk Demokrasi
Malang