AlimMustofa.com – Tingkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu, Bawaslu Jawa Timur selenggarakan Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif Untuk Pemilu Demokratis di Surabaya. Pelatihan pengawasan partisipatif ini melibatkan organisasi pemantau pemilu 2019 se-Jawa Timur. (27/11)
“Sekolah kader Pengawasan partisipatif PEMILU, tidak lain sebagai upaya kami BAWASLU Jawa Timur untuk mengajak masyarakat luas dalam pengawas pemilu, partispasinya seperta apa, kebetulan lembaga saudara yang sekarang diundang telah terakreditasi di Bawaslu RI, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pengawasan pemilu 2019,” terang Nur Elya Anggraeni anggota Bawaslu Jawa Timur dalam sambutannya.
Ely melanjutkan dalam sambutanya, "Hal ini merupakan pengalaman baru bagi saudara dalam pemantau pemilu, tetapi saya yakin dari sekian yang diundang mungkin sudah pernah menjadi pemantau pemilu. Dengan mengikuti sekolah kader pengawasan diharapkan nanti mampu memberikan inspairasi ke lingkungannya. Syukur jika sepulang dari sini muncul ide mendirikan kampung awas atau komunitas awas pemilu, tentu ini sangat membantu Bawaslu dalam rangka pengawasan pemilihan umum,” tambahnya.
“Tugas pengawasan sangat berat jika tidak dibantu oleh panjenengan semua pemantau pemilu, tentu kami akan sangat berterima kasih kepada saudara semua yang hadir diruangan ini. Bawaslu dengan jumlah sedikit perkabupaten/kota harus mengawasi peserta pemilu yang jumlahnya sangat banyak,” Terang Aang Kunaifi,SH.MH Koordinator Pengawasan Bawaslu Jawa Timur.
Ketua Bawaslu Jawa Timur Muhammad Amin,M.Pdi dalam sambutan pembukaan sekolah kader pengawasan mengatakan, “Sekolah kader ini adalah untuk meluaskan jangkauan informasi pengawasan pemilu, jangkauan informasi dapat juga nantinya akan diteruskan oleh peserta yang ikut hari ini kepada saudara atau temennya. Dengan hadirnya tiga orang per-Kabupaten/kota se-Jawa Timur diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif,” jelasnya.
“Tanpa partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu, akan sangat sulit untuk menuju pemilu yang demokratis. Akan semakin banyak yang peduli dalam mengawasi pemilu terutama di TPS, tentu sangat kecil kemungkinan terjadinya pelanggaran dalam pemilu,” lanjut Amin dalam sambutannya.
Sekolah kader pengawasan pemilu dilaksanakan selama tiga hari di pusatkan di Wyndam Hotel diikuti oleh 150 peserta dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur. (A-Liem Tan)
“Sekolah kader Pengawasan partisipatif PEMILU, tidak lain sebagai upaya kami BAWASLU Jawa Timur untuk mengajak masyarakat luas dalam pengawas pemilu, partispasinya seperta apa, kebetulan lembaga saudara yang sekarang diundang telah terakreditasi di Bawaslu RI, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pengawasan pemilu 2019,” terang Nur Elya Anggraeni anggota Bawaslu Jawa Timur dalam sambutannya.
Ely melanjutkan dalam sambutanya, "Hal ini merupakan pengalaman baru bagi saudara dalam pemantau pemilu, tetapi saya yakin dari sekian yang diundang mungkin sudah pernah menjadi pemantau pemilu. Dengan mengikuti sekolah kader pengawasan diharapkan nanti mampu memberikan inspairasi ke lingkungannya. Syukur jika sepulang dari sini muncul ide mendirikan kampung awas atau komunitas awas pemilu, tentu ini sangat membantu Bawaslu dalam rangka pengawasan pemilihan umum,” tambahnya.
“Tugas pengawasan sangat berat jika tidak dibantu oleh panjenengan semua pemantau pemilu, tentu kami akan sangat berterima kasih kepada saudara semua yang hadir diruangan ini. Bawaslu dengan jumlah sedikit perkabupaten/kota harus mengawasi peserta pemilu yang jumlahnya sangat banyak,” Terang Aang Kunaifi,SH.MH Koordinator Pengawasan Bawaslu Jawa Timur.
Ketua Bawaslu Jawa Timur Muhammad Amin,M.Pdi dalam sambutan pembukaan sekolah kader pengawasan mengatakan, “Sekolah kader ini adalah untuk meluaskan jangkauan informasi pengawasan pemilu, jangkauan informasi dapat juga nantinya akan diteruskan oleh peserta yang ikut hari ini kepada saudara atau temennya. Dengan hadirnya tiga orang per-Kabupaten/kota se-Jawa Timur diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif,” jelasnya.
“Tanpa partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu, akan sangat sulit untuk menuju pemilu yang demokratis. Akan semakin banyak yang peduli dalam mengawasi pemilu terutama di TPS, tentu sangat kecil kemungkinan terjadinya pelanggaran dalam pemilu,” lanjut Amin dalam sambutannya.
Sekolah kader pengawasan pemilu dilaksanakan selama tiga hari di pusatkan di Wyndam Hotel diikuti oleh 150 peserta dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur. (A-Liem Tan)