Alimmustofa.com – Kebijakan
gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau dikenal dengan sebutan KDM terkait dengan
memasukan siswa nakal dimasukan barak militer,menuai kontra banyak pihak pihak.
Respon kontra tersebut tidak saja disampaikan oleh public figur ( tokoh politik,
pesohor) tetapi juga direspon kontra oleh Lembaga negara seperti KPAI,Komnas
HAM, anggota DPR,bahkan oleh gubernur
sekitarnya.
Banyak pihak yang menganggap
kebijakan KDM dengan berbagai prespektif, kebijakan KDM dianggap pelanggar
hak-hak anak, tidak ada kajian naskah akademik, tidak ada dasar hukum dll. Tapi
tahukah kamu, jika kebijakan KDM memasukkan siswa nakal dididik dibarak militer
juga tekah dilakukan dibeberapa negara.
Berikut beberapa negara yang
menerapkan pendekatan militer untuk mendidik siswa nakal untuk dididik agar
disiplin, punya tanggung jawab, penanaman karakter,agar prilaku siswa nakal
tersebut berubah.
1. Amerika Serikat: Boot Camp untuk Remaja Delinkuen
Juvenile boot camp atau kamp pelatihan militer untuk remaja
delinkuen Amerika Seikat (AS) telah diterapkan sejak 1980-an. Program ini
ditujukan untuk remaja yang terlibat kriminal ringan seperti pencurian,
penyalahgunaan narkoba, hingga kenakalan di sekolah. Mereka dikirim ke kamp
militer selama 3–6 bulan dengan kegiatan yang sangat ketat: bangun pagi,
olahraga fisik intensif, pelatihan baris-berbaris, serta sesi konseling dan
pendidikan.
Istilah Delinkuen adalah merujuk pada perilaku menyimpang
atau pelanggaran hukum yang dilakukan oleh anak di bawah umur (di bawah 18
tahun). Perilaku delinkuen bisa mencakup berbagai tindakan, mulai dari
pelanggaran aturan sekolah (seperti bolos), pelanggaran status (seperti kabur
dari rumah), hingga tindakan kriminal seperti mencuri atau merampas.
2. Korea Selatan: Kamp Disiplin untuk Remaja Nakal
Program militer siswa nakal lainnya ada di Korea Selatan.
Negara ini memiliki program pendidikan disiplin untuk remaja yang dianggap
berperilaku buruk, termasuk kecanduan gim daring.
Program ini dikelola oleh lembaga militer atau bekerja sama
dengan militer, dan fokus pada pelatihan fisik, pembentukan karakter, serta
detoksifikasi digital. Remaja akan tinggal di kamp selama beberapa minggu,
tanpa akses ke perangkat elektronik.
Program ini dikenal cukup berhasil menanamkan nilai tanggung
jawab, disiplin, dan mengurangi ketergantungan terhadap teknologi.
3. China: Pendidikan Semi-Militer di Sekolah dan Kamp
Khusus
Beberapa sekolah di Cina, sudah menerapkan sistem pendidikan
semi-militer. Bagi remaja dengan perilaku nakal (menyimpang), tersedia pula
kamp khusus yang dikelola seperti lingkungan militer. Program ini dilengkapi
dengan aktivitas fisik intensif, pelatihan kedisiplinan, dan pendidikan moral.
Meski mendapat kritik atas dugaan pelanggaran hak anak,
pemerintah menyatakan bahwa program ini bersifat pembinaan, bukan hukuman.
4. Rusia: Sekolah Kadet
Sekolah kadet Rusia ini diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga
bermasalah atau mereka yang telah terlibat dalam perilaku kriminal ringan.
Program ini berlangsung selama beberapa tahun dan didesain menyerupai akademi
militer, mencakup pendidikan umum, pelatihan fisik, serta nilai-nilai
patriotisme dan kedisiplinan.
Tujuan dari Program ini adalah memberi jalan keluar
pendidikan bagi remaja yang kesulitan beradaptasi di sekolah reguler.
Demikian program dibarak militer untuk siswa nakal di berbagai
negara.
Disclaimer : sumber tulisan ini dari beritasatu.com
Editor : Alim Mustofa