PMII Dan Formasi Gelar Refleksi Serta Doa Bersama Untuk Unesa | Alim Mustofa -->
Cari Berita

Advertisement

PMII Dan Formasi Gelar Refleksi Serta Doa Bersama Untuk Unesa

Rabu, 30 Mei 2018

AlimMustofa.com – Surabaya, Puluhan mahasiswa Unesa yang tergabung dalam organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan Formasi (Forum Gerakan Mahasiswa Demokrasi) gelar refleksi dan doa bersama untuk korban bom di Surabaya dua minggu silam. (29/5/ 2018).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Atok Urrohman ketua komisariat PMII Unesa dan Surya ketua Formasi itu bertajuk “Shympony Kemanusiaan Tragedi Bom Kota Pahlawan”. Para peserta nampak khitmat mengikuti serangkaian acara yang dimulai dengan tahlil, orasi dari perwakilan mahasiswa, buka bersama, ditutup dengan pembacaan dan tabur bunga.Acara dimulai pukul 16:00 WIB dan berakhir pukul 18:15 WIB.

“Saya seorang muslim, saya seorang kader PMII, saya sangat menyayangkan tragedi bom yang terjadi di Surabaya. Tindakan teroris tersebut tidak bisa dibenarkan terlepas apapun itu alasannya. Kami kader PMII Unesa tidak akan tinggal diam atas tragedi bom tersebut” kata Atok Urrohman.
Efek yang ditimbulkan dari tragedi bom di Surabaya beberapa waktu silam membuat keresahan dan trauma yang mendalam bagi masyarakat. Masyarakat selalu dihantui rasa was-was untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Dalam orasi Sahabat Syuhada’ biasanya sasaran penyebaran paham-paham radikal yaitu pemuda dan mahasiswa. Kampus  merupakan tempat yang paling subur untuk berkembangnya paham radikal. Karena didalamnya terdapat mahasiswa yang sedang mencari jatidirinya. Mahasiswa yang sedang mencari jatidirinya cenderung bersikap terbuka terhadap ajaran-ajaran yang berkembang di kampus.

Banyaknya faham atau aliran Islam yang berkembang dikampus Unesa, menyebabkan mahasiswa tanpa berfikir panjang jika diajak untuk mengikuti kegiatan keagamaan. Darisinilah kelompok radikal menyelipkan ajarannya dengan mengubah pola fikir mahasiswa bergeser untuk berfikir radikal dengan menawarkan Khilafah sebagai bentuk negara.

“Mahasiswa adalah aset bangsa, bagaimana jadinya jika aset bangsa sudah terjangkit ajaran radikal sejak dibangku ia kuliah. Bisa jadi 10 atau 20 tahun kedepan mereka akan jadi teroris. Semoga kawan-kawan yang hadir diacara ini terhindar dari ajaran radikal dan bersikap proaktif ikut serta dalam pemberantasan paham radikalisme di kampus” ujar saudara Surya.

Di zaman millennial seperti saat ini, mahasiswa cenderung suka belajar autodidaks. Mereka belajar dengan sendirinya melalui sosial media seperti channel youtube, grup whatsapp, dan Instagram. Belajar dari sosial media akan menimbulkan pemahan yang sesat karena tidak ada guru yang membimbingnya. Pun juga informasi yang diterima di media sosial ditelan mentah-mentah tanpa menshohihkan terlebih dahulu informasi yang didapatnya. Inilah awal  paham radikal berkembang subur dikampus negeri.

Unesa sendiri sebagai kampus umum negeri, mahasiswanya berasal dari berbagai agama, dari berbagai latar belakang dan juga dari berbagai daerah. Sehingga ajaran-ajaran yang berkembang di Unesa berbagai ragam. Tak sedikit pula kelompok radikalisme berkembang di Unesa,  Terbukti banyak dijumpai pamflet-pamflet di kampus yang berasal dari kelompok-kelompok yang berpaham radikal.

Berawal dari paham radikal tindakan terorisme itu muncul. Tujuan dari terorisme adalah menebar ketakutan dan memecah belah persatuan bangsa Indonesia. Padahal untuk mendapatkan kemerdekaan tidak mudah, banyak korban yang berjatuhan. Tugas generasi saat ini adalah menjaga dan merawat kemerdekaan. Jadi wajib hukumnya bagi para pemuda untuk menumpas terorisme dari akar-akarnya.

Dengan terselenggaranya acara Refleksi dan Doa Bersama ini, diharapkan seluruh warga Unesa tahu bahwasanya pencegahan penyebaran paham radikalisme sangat penting. Birokrat kampus supaya bersikap tegas dalam upaya pencegahan semakin menyebarnya paham radikalisme di kampus.

Rektorat sebagai pembuat kebijakan kampus agar membuat aturan dan sanksi yang tegas agar oknum dosen, karyawan maupun mahasiswa yang terjangkit paham radikalisme jera. Mahasiswa juga harus bersikap proaktif terhadap pengawasan kegiatan-kegiatan yang menyimpang dari ideologi Pancasila. Dan disini kami kader PMII dan Formasi siap berkomitmen di garda terdepan dalam upaya pencegahan penyebaran paham radikal dan tindak terorisme di Unesa.

Pewarta: PMII UNESA
Editor: A-Liem Tan
Publisher: AamNh7