Disiplin KUSNO Dalam Sebuah Nilai Kepatuhan Tugas | Alim Mustofa -->
Cari Berita

Advertisement

Disiplin KUSNO Dalam Sebuah Nilai Kepatuhan Tugas

Rabu, 24 Oktober 2018


AlimMustofa.com - “Tak ada suatu keberhasilan tanpa adanya disiplin “ itulah sepenggal kalimat yang terucap dari seorang prajurit KUSNO dalam kegiatan pelatihan bela negara di Trawas. Bagaimana kalian bisa dipercaya rakyat untuk mengawasi pemilu jika menarik  selimut (merapikan tempat tidur) saja tidak mampu !!.. Spreiiiii dibersihkan dan dirapikan kalau tidak saya buang di jalan.... tegas Kusno seorang parjurti TNI-AD berpangkat (Pelda).

Kalimat diatas disampaikan dengan tegas, lugas dan keras oleh Kusno dalam setiap sesi materi bela negara yang diselenggaralan Bawaslu Jawa Timur bekerja sama dengan RINDAM/V Brawijaya. Kesan tidak ada kompromi bagi peserta yang melakukan pelanggaran wajib menerima hukuman.

Baik push up atau set up dan mengakui kesalahannya, terasa pahit dan panas ditelinga memang setiap kalimat yang keluar dari mulut seorang Kusno.

“Jika kita tidak dapat menunjukan kedisplinan dalam tugas mengawasi pemilu, mustahil rakyat akan percaya ! Ngeriii ...”, ucap Kusno.
Sebagai seorang prajurit TNI, Kusno memang tampak sangat disiplin, loyal terhadap kesatuan, tegas dan loyal kepada rekan kerja (pasukan).


Hal ini tampak dari ucapanya ketika menyampaikan bahwa tidak ada celah sedikitpun untuk kita menggampangkan tugas yang diberikan kepada kita, tidak ada sedikitpun alasan untuk tidak kompak dalam tim, tidak boleh satupun kawan kita yang dikorbankan, semua harus menjadi tim yang kuat dan solid.

“Rakyat memberikan amanah kepada panjenengan semua untuk mengawal pemilu 2019 menjadi pemilu yang bersih, pemilu yang bermartabat, pemilu yang jauh dari kecurangan, dan ini harus bapak dan ibunya pegang betul amanah ini”, tegas Kusno dalam sesi penyiapan peserta pelatihan.

Namun lecutan keras Kusno mampu mendisiplinkan peserta dalam setiap sesi, figurnya selalu menjadi pembicaraan oleh peserta, meski keras Kusno adalah seorang parjurit yang lembut hatinya. Hal ini tampak disesi penutupan kegiatan Bela Negara.

“Saya titip kepada ayahanda dan ibunda semua, jadilah orang – orang hebat, jadilah orang – orang terpercaya, NKRI ada dipundak ayahanda dan ibunda, biarlah Kusno yang jelek ini menjadi martil demi keberhasilan kita semua, biarlah Kusno yang bodoh ini menjadi tameng supaya ayahahnda dan ibunda menjadi orang-orang hebat. Saya Kusno menyampaikan rasa hormat.

Saya kusno bangga pada ayahanda dan ibunya semua. Kusno juga minta maaf jika selama menjadi pelatih banyak kata yang salah, banyak menyakiti peserta semua. Jujur kami pelatih tidak ada sedikitpun untuk melecehkan ayahanda dan ibunda yang hebat," tutur Kusno disela-sela penutupan acara.

Dari suara yang keluar disetiap kalimat, tampak bergetar menahan sesegukan agar tidak menangis, tetapi linangan air mata Kusno tidak mampu menahan rasa haru dari seorang prajurit yang kelihatan kasar tetapi lembut hati.

Kusno di mata peserta;
“Kusno memiliki karakter sebagai seorang prajurit. Hanya dia yang bisa memberi kesan tentang bela negara. Hanya dia," ungkap Umar Khayan Anggota Bawaslu Kabupaten Malang.

“Adakalanya disiplin memang harus dibentuk melalui proses "Pemaksaan" untuk fase usia dewasa dan diatasnya, sebagaimana metode yg diterapkan oleh kusno dkk dari rindam V Brawijaya dalam pelatihan bela negara Bawaslu Jawa Timur. Karena pada usia ini sudah terbentuk kebiasaan2 yang cukup kuat menghegemoni personal “ imbuh Umar.

Hadi Margo Ketua Bawaslu Surabaya memberikan kesan, Tindakan disiplin adalah hal terpenting dalam menjalankan sebuah pekerjaan, tindakan maupun perbuatan hal ini di sampaikan oleh pak kusno , salah satu pelatih diklat bela negara Bawaslu Jatim di Caravan Hotel & Outbond Trawas Pasuruan beberapa hari yang lalu.

Beliau mengemukakan negara atau lembaga apapun tidak akan maju dan kuat jika orang2 nya tidak tertib dan disiplin,meskipun SDM pandai. Mulailah tertib dan displin dari hal yang paling sederhana, saat makan, buang sampah, berbicara, menyapa. Dll .

Meski keras, kasar  tak kenal kompromi, tetapi Kusno adalah sosok prajurit yang loyal kepada TIM nya, hal ini tercermin ketika ada salah satu kelompok yang melaporkan timnya kurang dua orang saat apel persiapan kegiatan. Kedua orang anggota kelompok tersebut tidak dapat mengikuti kegiatan karena sakit. Saat itu juga Kusno menyampaikan.

“Datangi dia dikamarnya, bawakan makanan untuknya, suapin kawanmu yang sakit, Inilah loyalitas teman , tidak boleh ada satupun kawan yang tinggalkan”, ucap Kusno.

Satu lagi yang diajarkan Kusno adalah aturan dimeja makan, setiap peserta wajib antre dan tidak boleh berebut. Setiap peserta yang telah mengambil makanan ditaruh dimeja, tidak boleh makan duluan sebelum semua peserta selesai mengambil makanan dan ditaruh dimeja.

Kondisi ruang makan tidak boleh gaduh, dan wajib menuggu peserta yang belum selesai ambil makanan. Setelah semua siap dimeja masing-masing Kusno memimpin doa sebelum makan dan doa setelah makan.

Azam Fikri Ketua Bawaslu Kota Probolinggo memberikan kesan "Banyak hal yang kita peroleh saat bela negara kemarin, seperti yang diajarkan oleh Pelda Kusno sebagai pelatih pada pemantapan nilai-nilai kebangsaan di Trawas. Dapat saya simpulkan dari kegiatan tersebut termasuk didalamnya belajar dan  menanamkan kedisiplinan sejak dini  dalam berbagai aspek, yaitu disiplin dalam bekerja maupun dalam kehidupan sehari-hari, yang dimulai dari diri sendiri dari hal terkecil," lanjut Azam.

Pelajaran ini sangat berharga bagi kami yang sudah merasa sebagai orang yang hebat, tetapi ternyata kami masih banyak kekurangan.

KUSNO di bicarakan banyak orang ... KUSNO adalah sebuah nilai pembelajaran bagi kami, linangan air matanya saat penutupan menunjukan ketulusannya,... itulah yang membekas di hati Kami.... (A-Liem Tan)