Catatan Minggu Pagi: Velodrom Antara Kawasan Olahraga, PKL Dan Toko Buku | Alim Mustofa -->
Cari Berita

Advertisement

Catatan Minggu Pagi: Velodrom Antara Kawasan Olahraga, PKL Dan Toko Buku

Selasa, 17 Juli 2018

AlimMustofa.com - Pagi hari terasa lenggang udara terasa sejuk, beberapa orang sibuk berolahraga pagi jalan kaki, lari–lari kecil, senam melemaskan kekauan otot disekujur tubuh dengan menggunakan fasilitas olah raga hutan velodrom.

Secara harfiah, sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Velodrom bermakna tempat berlatih atau bertanding balap sepeda. Oleh sebab itu olahraga balap sepeda menjadi kegiatan prioritas utama di dalamnya, terutama untuk nomor track. Mulai dari yang pemula, hingga berstatus atlit baik lokal maupun nasional berlatih dan bertanding di arena balap ini.

Ditengah sebagian orang berolahraga, petugas kebersihan dengan giat melakukan tugasnya membersihkan kawasan velodrom dari sampah yang berserakan karena daun yang berguguran atau sampah pengunjung kawasan ini yang dengan seenaknya membuang sampah.

Jalan melingkar disekeliling velodrom yang mulai nampak berlubang dan rusak, beberapa tempat sampah (tong sampah) juga tampak rusak bahkan hilang dari tempatnya, serta taman depan toko buku yang kian tak terawat.

Kembali ke pokok permasalahan, sebenarnya kemana arah pengelolaan Kawasan Velodrom yang berada di Kelurahan Madyopuro ini. Apakah dikhususkan menjadi kawasan sport sepeda untuk mendidik dan mencetak atlet –atlet berbakat ke kancah nasional. Atau mau dijadikan kawasan pengelolaan berpaduan antara kawasan sport, PKL dan toko buku menjadi satu kesatuan.

Memang jika melihat potensi kunjungan masyarakat yang begitu besar pada hari minggu untuk sekedar jalan-jalan dan berolahraga pagi, memberikan gambaran akan kebutuhan ruang publik untuk masyarakat melakukan aktifitas.
Tentunya potensi ini menjadi rebutan kepentingan banyak pihak, terutama yang berkepentingan dengan akses peningkatan ekonomi. Mulai tukang Parkir, Penjual aneka makanan, penjual aneka kue, pedagang pakain, penjual aksesoris, penjual mainan, dan masih banyak lagi.

Disisi lain toko buku yang berpusat disekeliling bangunan Velodrom berjuang keras untuk tetap eksis menggapai rizki menunggu pelanggan membeli dagangannya ditengah kerumuman masyarakat yang lalu lalang di pasar pagi.

Tak kalah sibuk adalah para calon atlet sport sepeda yang tergabung dalam ISSI Kota Malang terus giat berlatih di Arena balap sepeda sisi dalam Velodrom. Mereka seakan tidak peduli hiruk pikuknya masyarakat, terus berlatih dan berlatih itulah yang menjadi tujuannya.

Tingginya aktifitas disekitar area ini, tentu menimbulkan dampak lain, aspal jalan kian banyak berlobang, sampah berserakan, taman mulai banyak terinjak dan berubah fungsi menjadi tempat jualan, kesemerawutan tenda pedangan yang mengurangi estetika ruang hijau, belum lagi parkir kendaraan yang memanfaatkan sisi jalan.

Kondisi ini menimbulkan akibat kesejukan udara pagi hutan velodrom sedikit berkurang karena ketidak harmonian penataan area ini. Kebersihan yang terus dijaga oleh petugas sedikit tercederai oleh prilaku buang sampah sembarangan.

Indahnya taman yang dulu terlihat, terganggu oleh injakan kaki pengunjung yang dengan santai menikmati sarapan pagi dari penjual makanan. Nah.. kalau begitu sebenarnya mau kemanakah tujuanmu VELODROM dan apa sih rencanamu kedepan.

Penulis & Editor: A-Liem Tan
Publiser: AamNH7